Kopi aren sangat lah aman dan nyaman dilambung dan tidak menimbulkan efek berdebar-debar pada dada, sangat cocok bagi orang-orang yang mengidap diabetes atau yang takut terkena penyakit nomor 3 membunuh orang Indonesia, kenapa bisa? dikarenakan pemanisnya berasal dari pohon aren bukan dari gula pasir buatan pabrik.
Pembuatan kopi ini sangatlah mudah, biasanya kopi yang digunakan dalam kopi aren adalah kopi Gayo, jadi secara ringkas saya jelaskan biji kopi yang sudah diseduh dituangkan ke dalam gelas besar dengan takaran air ½ dari gelas, setelah itu barulah air aren yang baru saja diambil dari pohonnya dituangkan kedalam gelas yang sudah berisi kopi gayo setengahnya lagi, jadi anda sudah terbayang bukan bagaimana nikmatnya kopi gayo ditambah segarnya air aren yang baru saja diambil dari pohonnya!!!
Air aren sendiri sudah tak asing lagi bagi kehidupan masyarakat di tanah Alas (Kabupaten Aceh Tenggara), dulu sebelum adanya gula pasir buatan pabrik, air aren adalah primadona bagi ibu-ibu dalam menyeduh kopi atau teh bagi keluarga ataupun tamu yang hadir.
Masyarakat Tanah Alas mempercayai bahwa pohon aren merupakan penjelmaan dari seorang putri cantik yang menolak pinangan salah seorang raja di tanah Alas, hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Budi Indra yang saya kutip dari Kompasiana
“Zaman dulu ada seorang raja yang ingin meminang seorang perempuan cantik di sebuah kute (kampung). Perempuan itu bernama Putri. Sementara itu, si Putri sudah punya tambatan hati. Namun, orangtua Putri tidak kuasa menolak permintaan raja, karena keluarga mereka terlilit utang pada raja tersebut. Akhirnya, si Putri minta tubuhnya dicincang kecil-kecil, lalu bahagian tubuhnya diserahkan kepada raja. Setelah dicincang, ternyata tubuh Putri berubah menjadi sesuatu yang sangat berguna. Ada bahagian yang menjadi air, ada yang menjadi lidi, ada yang menjadi buah dan sebagainya....
Unik bukan legendanya, apakah anda sudah merasa penasaran? Pasti anda bertanya-tanya dimana bisa mendapatkan kopi aren tersebut? Tenang, jika anda sedang berada di Kutacane anda bisa langsung menujua ke Bukit Cinta, bukit ini berada di Perbukitan Bukit Barisan yang termasuk ke dalam Kecamatan Darul Hasanah sekitar 3 Km dari pusat kota Kutacane. Jika anda berada di kutacane maka arah yang hendak anda tuju adalah jalan menuju ke arah Blangkejeren, Jika mau menempuh ke tempat tersebut saya sarankan untuk membawa kendaraan pribadi karena tidak adanya angkutan umum yang menuju kesana. Sesampainya disanadisepanjang jalan bukit cinta, anda akan melihat berjejer pondok-pondok kecil yang menyuguhkan kopi dan teh Aren.
Kenapa bisa bukit tersebut disebut Bukit cinta? apa karena banyak orang yang sedang memadu kasih dibukit tersebut? bukan tentunya, hal ini disebabkan karena dari atas Bukit ini anda akan di sajikan panorama alam yang romantis dan anda akan bisa melihat Kota Kutacane secara menyeluruh dari segala sudut, sungai Alas dan Juga Gunung Leuser paru-parunya dunia. jika kamu bukan pecinta kopi di situ juga tersedia teh aren. di dekat bukit cinta anda juga bisa menjumpai makam Raja Dewa (penyebar Syiar Islam pertama di Tanoh Alas) dan juga anda bisa menjumpai sungai yang bernama Lawe Sikap air ini dapat anda minum secara langsung di karenakan di sekitar sungai ini ada batu kapurnya dan mata air sungai ini panas dan berasal dari celah-celah dari batu kapur.
Jadi, tak lengkap rasanya jika anda berwisata ke Kutacane dan pulang tanpa menimati kopi dan teh aren serta segarnya air aren itu sendiri sebagai kenang-kenangan bahwa anda telah mampir di Kutacane Negeri Guru Leman. harga kopi aren sendiri berkisaran Rp.4.000,00 atau Rp.6000,00 saja, bagaimana tertarik?
http://log.viva.co.id
EmoticonEmoticon