Bengkulu punya tongkrongan unik. Bekas gudang peluru atau Arsenal yang berhadapan langsung dengan Benteng Marlborough disulap menjadi tempat nongkrong yang asyik. Namanya Bombaru, nuansa kuno atau vintage berpadu dengan artistik antik tanpa banyak mengubah bentuk asli, dipastikan akan membawa pengunjung kepada suasana bergaya Eropa masa lampau.
Wajar saja, sebab Arsenal ini adalah milik Kerajaan Inggris saat menduduki Bengkulu bersamaan dengan dibangunnya Benteng Marlborough tahun 1719 hingga 1741. Arsenal ini sendiri sudah ada sejak tahun 1740 yang saat itu terdiri dari tiga ruang penyimpanan besar dan satu ruang kantor administrasi.
Pemilik Bombaru Bar and Resto, Merry Irawan mengaku Arsenal ini sempat terbengkalai tidak terurus selama lebih dari 25 tahun. Awal membuka lokasi ini, banyak ditemui ular, biawak dan beberapa kalajengking. Kondisi dalam gudang juga sudah dipenuhi semak belukar dan pohon besar.
"Butuh waktu lebih dari tiga bulan untuk membersihkan saja, perlahan setelah bersih kami menata tanpa mengubah bentuk aslinya," ucap Merry di Bengkulu, Jumat, 10 Maret 2017.
Konsep resto ini sendiri menyajikan makanan dan minuman untuk semua kalangan dengan harga yang sangat murah untuk tempat nongkrong sekelas bar dan resto. Selain lokasi nongkrong indoor, tempat ini juga menyediakan spot outdoor dengan beberapa sisi yang sering dijadikan objek swafoto atau selfie bagi kalangan anak muda.
Salah satu ruangan dirancang memanjang dengan sajian kopi khas Bengkulu dengan racikan barista Moeljadi dari Malaysia yang juga bertindak sebagai Head Chief. Untuk bahan utama kopi sengaja menggunakan kopi asli dari Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, jenis robusta maupun arabica
Ruang lain di sisi sebelah barat, terdapat bar yang menyajikan pertunjukan live musik setiap malam dengan mengusung berbagai tema. Namun yang paling sering disajikan bar ini adalah jenis musik semua kalangan beraliran jazz, blues bahkan reggae dan country.
Menurut Merry, beberapa musisi kelas atas pernah mencicipi panggung Bombaru di antaranya Piyu Padi, Yovie and Nuno, Shaggy Dog, Steven Jams dan EdanE. Pengunjung dari mancanegara juga hampir setiap malam menghabiskan waktu di sini, di antaranya turis asal Inggris, Australia, Amerika, Prancis, Belgia dan Jepang.
"Mereka datang biasanya di atas pukul 21.00 WIB, kami sengaja membangun suasana keakraban dan di sini nonalkohol," lanjut Merry Irawan.
Untuk harga sendiri di tongkrongan minum kopi tersebut, sangat variatif bahkan murah. Head Chief Moeljadi mengatakan, untuk pengunjung outdoor, mereka menyajikan pilihan paket beef atau chicken burger maupun hotdog ditambah soft drink hanya dengan Rp 15 ribu. Untuk makanan khusus seperti seafood atau barbeque steamboat juga masih dalam taraf terjangkau oleh dompet anak muda.
"Yang membedakan kami adalah pilihan kopi yang di-roosting dan digiling saat dipesan, bisa kopi orisinal, campuran maupun kopi tubruk kami siap menyajikan," kata Moeljadi.
liputan6.com