Faktanya, efek kopi pada usus besar setara dengan mengonsumsi sekitar 1.000 kalori makanan. Yang harus diingat, reaksi tersebut tergantung dengan jenis kelamin seseorang. Wanita (53%) lebih rentan terhadap ini dibanding laki-laki (19%).
Melansir dari Todayifoundout, awalnya, kafein dalam kopi disebut-sebut sebagai penyebabnya. Namun demikian, mengapa peningkatan peristaltik pada usus yang menyebabkan hasrat ingin BAB tidak terjadi pada minuman berkafein lainnya?
Meski belum benar-benar terbukti, teori terbaru mengungkap dorongan untuk BAB setelah minum kopi adalah kombinasi dari beberapa mekanisme hormonal dan saraf. Beberapa belum diketahui, tapi dua hormon di usus yaitu gastrin dan cholecystokinin terlibat di dalamnya Dua hormon tersebut mengeluarkan zat yang memiliki efek sama seperti pencahar.
Hal yang patut diingat, kopi relatif asam dengan pH antara 4,5 dan 6. Sementara lambung juga memproduksi asam yang membantu pencernaan lemak dan protein. Perut pun merespon produksi asam dengan memindahkan isinya lebih cepat ke dalam usus kecil Anda.
Kadar asam yang meningkat akibat kopi ditambah asam yang dikeluarkan lambung, memicu pelepasan gastrin dan cholecystokinin yang merangsang gerakan peristaltik pada usus besar.
Usus pun memaksa tubuh untuk mengganti sisa makanan yang terdapat di rektum dengan penggantinya. Inilah yang membuat Anda ingin BAB setelah minum kopi.
"Cokelat meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga terjadi peningkatkan kognitif dan perhatian. Sementara minum kopi saja meningkatkan kecemasan. Sehingga kehadiran cokelat dalam kopi bisa mengurangi efek kecemasan," kata Boolani mengutip Reader's Digest, Senin (20/3/2017).
Dampak yang dihasilkan dari minum sajian kopi satu ini paling pas bagi mereka yang sedang ingin meningkatkan fokus atau perhatian. "Hasil riset menunjukkan cokelat dan kopi merukan pilihan yang baik bagi siswa atau siapa saja yang sedang membutuhkan dorongan untuk meningkatkan perhatian," katanya lagi.
Hasil studi manfaat mengonsumsi minuman kopi campur cokelat ini sudah dipublikasikan dalam jurnal BMC Nutrition.
liputan6.com
EmoticonEmoticon